Jumat, 23 November 2012

Manajemen Konstruksi


1       Pengertian Manajemen


Pengertian manajemen dapat dilihat dari beberapa sudut pandang (refernsi), diantaranya :
a.       Manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan (management as a science) adalah bersifat interdisipliner yang mana mempergunakan bantuan dari ilmu-ilmu sosial, filsafat dan matematika.
b.      Manajemen sebagai suatu sistem (management as a system) adalah kerangka kerja yang terdiri dari beberapa komponen/bagian, secara keseluruhan saling berkaitan dan diorganisir sedemikian rupa dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
c.       Manajemen sebagai suatu fungsi (management as a function) adalah suatu rangkaian kegiatan yang masing-masing kegiatan dapat dilaksanakan tanpa menunggu selesainya kegiatan lain, walaupun kegiatan-kegiatan tersebut saling berkaitan dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi.
d.      Manajemen sebagai suatu proses (management as a process) adalah serangkaian tahap kegiatan yang diarahkan pada pencapaian suatu tujuan dengan pemanfaatan semaksimal mungkin sumber-sumber yang tersedia.
e.       Manajemen sebagai suatu profesi (management as a profession) adalah suatu bidang kegiatan atau bidang keahlian tertentu, antara lain profesi di bidang kedokteran, bidang teknik, bidang hukum dan sebagainya.
f.       Manajemen sebagai kumpulan orang (management as a people / group of people) adalah suatu istilah yang dipakai dalam arti kolektif untuk menunjukan jabatan kepemimpinan di dalam organisasi antara lain kelompok pimpinan atas, kelompok pimpinan tengah dan kelompok pimpinan bawah.
Dari beberapa sudut pandang diatas, manajemen dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan sekelompok orang lain. Dalam pengertian ini tujuan perlu ditetapkan terlebih dahulu, sebelum melibatkan sekelompok orang yang mempunyai kemampuan atau keahlian dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, manajemen pada hakekatnya berfungsi untuk melaksanakan semua kegiatan yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan dengan batas-batas tertentu.

2.      Fungsi
Perlu diingat fungsi-fungsi manajemen didalam unsur manajemen merupakan perangkat lunaknya (prosedur operasi), manajer merupakan perangkat SDM (brainware) serta organisasi berikut perangkat pendukungnya merupakan perangkat kerasnya. Secara umum fungsi-fungsi manajemen dapat diuraiakan sebagai berikut :
a.       Fungsi Perencanaan (planning)
b.      Fungsi Organisasi (organizing)
c.       Fungsi Pelaksanaan (actuating)
d.      Fungsi Pengendalian (controling)

3.      Tingkatan Manajemen
a.       Manajemen Puncak (Higher Management)
b.      Manajemen Menengah (Middle Management)
c.       Manajer Tingkat Bawah (Lower Management)
Pada prinsipnya seorang manajer harus memiliki kemampuan/kemahiran dan orientasi yang berkaitan dengan tugas, tanggung jawab, fungsi dan perannya dalam mencapai tujuan manajemen dan organisasi. Ada 3 (tiga) kemampuan dan orientasi yang harus dimiliki oleh seorang manajer, yaitu :
a.       Kemampuan Mengkonsepkan (Conceptual Skill)
b.      Kemampuan berhuibungan dengan peserta lain (Human Skill)
c.       Kemampuan Teknik (Technical Skill)

4.      Strategi Manajemen
Didalam melaksanakan analisis strategi bisnis suatu perusahaan dengan menggunakan modal strategi manajemen perlu ditinjau beberapa aspek yang antara lain:
a.             Misi perusahaan (company mission)
b.             Profil perusahaan (company profile)
c.             Kondisi lingkungan internal (internal environment)
d.            Kelemahan (weakness) yang terkandung di dalam perusahaan
e.             Kondisi lingkungan eksternal (external environment)
f.              Tujuan jangka panjang (long-term objective)
g.             Kebijakan dasar (grand strategy)
h.             Strategi operasional (operational strategy)

5.      Alokasi Sumber-Sumber
         Penggunaan tenaga kerja sehari-hari dalam suatu proyek harus diusahakan agar merata. Untuk menghindarkan fluktasi yang terlalu besar. Sehingga perlu direncanakan jadwal pelaksanaan proyek yang baik. Terdapat suatu prosedur yang sistematis dikembangkan oleh Burgess. Metoda yang digunakan adalah meminimumkan jumlah kwadrat penggunaan tenaga kerja harian dengan prinsip pemerataan sumber-sumber. Hal ini akan terjadi bilaman puncak-puncak kebutuhan sumber tenaga kerja pada penggambaran pemakaian tenaga kerja dengan histogram.
         Dalam pengalokasian pemerataan sumber-sumber, dikenal 2 macam alokasi sumber yaitu :
a.             Alokasi sumber tak terbatas, misalnya tenaga kerja tak terlatih (unskilled labour). Penentuan jumlah tenaga kerja dalam alokasi sumber terbatas, dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
·         Sediakan sesuai dengan kebutuhan maksimum
·         Rekrut sesuai dengan kebutuhan setuap saat
Dengan melakukan prosedur pengalokasian untuk sumber tak terbatas, kita dapat menentukan alternatif pengalokasian yang lebih merata, sehingga semua kegiatan dapat menjadi kritis.  Prosedur pengalokasian tersebut, meliputi : (metode sistematis)
·         Buat peta proyek (network) dan jadwal proyek)
·         Penjadwalan kembali mulai dari paling bawah. Tidak boleh ada batas kelonggaran (slack) yang dilampaui. Gunakan slak untuk menggeser alokasi sumber, tanpa slack jangan digeser
·         hitung dan cari terkecil
·         ulangi langkah (b) sampai kegiatan paling awal
·         ulangi langkah (b) tanpa memperhatikan urutan kegiatan
·         langkah ini selesai bila tidak ada kemungkinan lain.
Dengan deperoleh terkecil, maka dapat ditentukan jumlah pengalokasian tenaga kerja yang lebih baik.
b.             Alokasi sumber terbatas, misalnya : tenaga kerja terampil (skill labour), alat-alat berat. Ada penggantian dari kegiatan-kegiatan independent menjadi dependent satu terhadap yang lainnya. Terjadi pergeseran dari kegiatan-kegiatan yang konflik. Dengan mencari EF minimum dan LS maksimum dibuat dependent terhadap kegiatan EF minimum. Selanjutnya dicari harga dari encrease project development (IPD) atau pertambahan waktu kegiatan / penyelesaian proyek.
Ada penggantian dari kegiatan-kegiatan independent menjadi dependent satu terhadap yang lainnya. Terjadi pergeseran dari kegiatan-kegiatan yang konflik, dengan mencari EF minimum dan LS maksimum, dibuat dependent terhadap kegiatan EF minimum. Selanjutnya dicari harga dari Increase Project Development (IPD) atau pertambahan waktu kegiatan/penyelesaian proyek.

IPDxy = EFx – LSy

IPDxy > 0       : terjadi pertambahan waktu penyelesaian
IPDxy ≤ 0       : waktu penyelesaian tetap

Dengan melakukan prosedur pengalokasian untuk sumber terbatas, kita dapat menentukan alternaatif pengalokasian yg lebih merata, sehingga semua kegiatan dapat menjadi kritis. Prosedur pengalokasian tersebut, meliputi :
a.             Susun peta (network) dan jadwal proyek (EF dan LS tercantum).
b.             Tentukan EF minimum dan LS maksimum dari kegiatan-kegiatan yang konflik.
c.             Susun peta (network) dan jadwal proyek baru berdasarkan langkah (2).
d.            Ulangi langkah 2 s.d. 3, sampai selesai.
6.      Biaya Penawaran (Bid Price)
Harga/Biaya Penawaran  ( Bid Price ) adalah sejumlah angka yang menunjukan harga penawaran, merupakan penjumlahan dari harga satuan pekerjaan ditambah keuntungan dan pajak yang diajukan oleh kontraktor.
         Struktur Biaya Penawaran (Bid Price) pada umumnya terdiri dari :
a.             Jumlah Biaya Kontruksi adalah merupakan hasil analisa dari biaya langsung dan biaya tak langsung.
b.             Keuntungan : Biaya yang diperlukan untuk membayar jasa kontraktor sebagai keuntungannya, yang besarnya kecuali ditentukan lain biasanya merupakan prosentase (misal 10%) dari jumlah total biaya konstruksi. Keuntungan diajukan secara formal sebagai item pembiayaan.
c.             Pajak : Biaya yang diperlukan untuk memenuhi kewajiban membayar pajak atas kegiatan proyek yang dilaksanakan. Dalam hal ini pajak merupakan pajak pertambahan nilai yang besarnya 10 % dari jumlah seluruh biaya yang telah disebutkan di atas. Pajak diajukan secara formal sebagai salah satu item pembiayaan.

7.      Rencana Anggaran Biaya Konstruksi
Anggaran biaya proyek dapat diidentifikasikan sebagai perencanaan biaya yang akan dikeluarkan sehubungan adanya suatu proyek dengan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) tertentu yang dihitung oleh cost eslimator dan disetujui oleh pemberi tugas (pemilik).
Anggaran biaya merupakan salah satu unsur fungsi perencanaan proyek konstruksi penyusunan anggaran merupakan perencanaan secara detail perkiraan biaya bagian atau keseluruhan kegiatan proyek, yang selanjutnya digunakan untuk menerapkan fungsi pengawasan dan pengendalian biaya dan waktu pelaksanaan (limerbaredd).
A.     Informasi Yang Dibutuhkan
Untuk membuat Rencana Anggaran Biaya Konstruksi diperlukan input data :
a.       Gambar Rencana, Gambar Potongan, Detail
b.       Spesifikasi dan Rencana Kerja
c.       Harga Material, Harga Peralatan, Harga Upah
d.      Informasi yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi harga satuan material, harga satuan peralatan dan harga satuan upah
e.       Informasi dari faktor-faktor yang mempengaruhi Estimasi Biaya, sebagaimana dijelaskan pada Bab Estimasi, terutama untuk kontrakor pada tahap pelaksanaan
B.      Proses Penyusunan Rencana Anggaran Biaya Konstruksi
a.       Menentukan metode konstruksi
b.       Menjabarkan Lingkup Kegiatan Proyek Konstruksi atau disebut Work Break Down Structure (WBS)
c.       Membuat Organisasi pelaksanaan atau disebut Organization Analisis Tabel (OAT) untuk RAB yang dibuat oleh kontraktor
d.      Integrasi antara WBS dan OAT untuk RAB yang dibuat oleh kontraktor
e.       Menghitung Volume masing-masing pekerjaan (sesuai dengan WBS)
f.        Membuat Analisa Harga Satuan
g.       Menetapkan Harga Satuan Pekerjaan
h.       Membuat Rencana Anggaran Biaya

C.     Analisa Harga Satuan (AHS)
Analisa harga satuan adalah memperkirakan dan menganalisis :
a.       Volume material, tenaga kerja dan peralatan yang digunakan dalam satuan volume untuk suatu jenis pekerjaan.
b.       Harga material, peralatan dan tenaga kerja yang akan digunakan.
Perkiraan dan analisis dilakukan karena adanya biaya tak langsung yang disisipkan secara tidak merata, dan juga banyak faktor yang mempengaruhi perkiraan biaya/estimasi biaya konstruksi yang harus dipertimbangkan dalam harga analisa satuan.
·         Metoda Analisa Harga Satuan
a.       Metoda BOW
Merupakan metoda peninggalan jaman Belanda yang diterbitkan padaa tanggal 11 Agustus 1897 selain BOW dalam perkembangannya juga telah dikeluarkan Peraturan BWR (Baargelijke Waning Reglemen) yang diterbitkan pada tanggal 20 Maret 1934 serta 29 Januari 1948, diterjemahkan sebagai Peraturan Umum Rumah Tinggal.
b.       Metoda BOW Modifikasi
c.       Metoda PU
d.      Metoda Modern
Pada metoda ini perhitungan rencana anggaran untuk perhitungan produktivitas tenaga kerja lebih rinci contoh pada analisa PU dan BOW pekerjaan penulangan dibutuhkan jumlah pekerja 0.00 orang sedangkan pada cara modern pekerjaan penulangan tersebut dirinci misal produktivitas membengkokan, produktivitas membuat kaitan berbeda untuk diameter yang lebih besar daripada yang lebih kecil, demikian juga dalam hal penggunaan material lebih terinci.
Biaya Tak Langsung disisipkan dalam koefisien yang telah ditentukan (koefisien 2 tsb mempunyai nilai terendah dan tertinggi).

8.      Elemen Biaya
Suatu proyek umumnya mempunyai dua elemen biaya, yaitu :
a.             Biaya Langsung, yaitu biaya yang dibebankan langsung pada kegiatan proyek.
b.             Biaya Tidak Langsung, yaitu biaya yang dibebankan pada beberapa/seluruh kegiatan.
·         Biaya Langsung (Direct Cost)
Biaya langsung adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk dapat berlangsungnya kegiatan fisik proyek dan besarnya dapat diidentifikasikan secara jelas kepada tiap kegiatan.
Yang termasuk dalam biaya langsung proyek ialah :
-          Biaya tenaga kerja langsung, yaitu pengeluaran berupa upah tenaga kerja yang dapat diidentifikasikan kepada suatu kegiatan tertentu.
-          Biaya bahan langsung, yaitu pengeluaran untuk pembelian bahan yang digunakan langsung pada tiap kegiatan.


·         Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)
Biaya tidak langsung adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk mendukung berlangsungnya kegiatan fisik proyek, tetapi besarnya tidak dapat diidentifikasikan pada kegiatan melainkan dibebankan pada keseluruhan proyek.
Untuk menghitung biaya tidak langsung dapat ditaksir atau ditentukan dengan suatu batas harga maksimum, dimana dalam pelaksanaannya kelak tidak boleh melebihi batasan harga tersebut.

9.      Penyusunan “Crash Program”
Proses mempercepat kurun waktu kegiatan proyek disebut crash program. Di dalam menganalisis proses tersebut digunakan asumsi sebagai berikut :
a.             Jumlah sumber daya yang tersedia  tidak merupakan kendala. Ini berarti dalam menganalisis program mempersingkat waktu, alternatif yang akan dipilih tidak dibatasi oleh tersedianya sumber daya.
b.             Bila diinginkan waktu penyelesaian kegiatan lebih cepat dengan lingkup yang sama, maka keperluan sumber daya akan bertambah. Sumber daya ini dapat berupa tenaga kerja, material, peralatan atau bentuk lain yang dapat dinyatakan dalam sejumlah dana.
Jadi, tujuan utama dari program mempersingkat waktu adalah memperpendek jadwal penyelesaian kegiatan atau proyek dengan kenaikan biaya yang minimal.
Pada pembahasan sebelumnya, kita telah membahas mengenai biaya langsung dan biaya tidak langsung, dengan sifat :
Biaya Langsung                      : biaya akan naik jika terjadi pemendekan waktu.
Biaya Tidak Langsung            : biaya akan naik jika terjadi pemanjangan waktu.
Prosedur yang digunakan dalam penyusunan crash program adalah :
a.             Buat jadwal proyek dalam kondisi normal, dan tentukan lintasan kritisnya. Disini kita bisa menentukan waktu kegiatan proyek.
b.             Memampaatkan lintasan kritis dengan memendekan waktu sampai dengan waktu terpendek, dengan syarat :
-          Tidak melampaui batas terpendek kegiatan (selain memiliki waktu normal, kita juga menentukan waktu terpendek).
-          Tidak meyebabkan lintasan lain lebih kritis (< t kritis).
-          Pilih cost terkecil.
-          ∆ cost langsung < ∆ cost tidak langsung
c.             Bila terdapat > 1 lintasan kritis, lakukan pemendekan waktu pada seluruh lintasan, melalui pemendekan waktu pada n kegiatan dalam n lintasan sekaligus yang merupakan ∆DC terkecil.

10.    Estimasi Biaya
Definisi perkiraan biaya adalah seni memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan pada informasi yang tersedia pada waktu itu, yang dapat diartikan sebagai berikut :
a.             Perkiraan biaya yaitu melihat perhitungan dan mengadakan perkiraan atas hal-hal yang akan terjadi selanjutnya.
b.             Analisa biaya yang berarti pengkajian dan pembahasan biaya yang pernah ada yang digunakan sebagai informasi yang penting.
A.     Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Estimasi
a.              Produktifitas tenaga kerja, yaitu volume pekerjaan yang dapat dihasilkan oleh seorang atau sekelompok pekerja dalam usatu waktu, semakin besar produktifitas, maka makin cepat pekerjaan dapat diselesaikan. Hal ini sangat berkaitan dengan jumlah upah yang akan dibayar, namun pula perlu dianalisis yang lebih dalam karena dengan produktifitas makin besar harga suatu upah tenaga kerja juga makin mahal.
b.             Ketersediaan material atau sumber daya proyek, makin langka material dipasaran, maka akan semakin mahal harga yang ditawarkan, ataupun diperlukan waktu pemasaran nyang lebih lama, dengan biaya yang akan dibebankan kepada konsumen.
c.              Pasar Finansial, yaitu nilai kurs akan mempengaruhi indeks harga tenaga kerja, maupun sumber daya proyek lainnya.
d.             Cuaca, pelaksanaan proyek konstruksi yang dimungkinkan dalam waktu yang relative lama akan sangat mempengaruhi biaya suatu pekerjaan. Missal pekerjaan beton yang dilaksanakan pada musim hujan, akan menambah biaya pembelian bahan pelindung beton setelah pengecoran.
e.              Masalah konstruksibilitas, yaitu kesulitan ataupun menggunakan metode yang belum pernah dilaksanakan, maka factor resiko akan menjadi lebih besar, sehingga biaya yang dikeluarkan akan lebih mahal.
f.              dan lain sebagainya.
Factor yang mempengaruhi biaya estimasi tersebut, diperhitungkan dalam penyusunan rencana anggaran biaya pada komponen resiko, komponen kontingensi juga dimungkinkan disisipkannya harga material, upah dan sebagainya.
B.      Jenis-Jenis Estimasi
Selain diperlukan pengetahuan teknik dan engineering, kualitas estimasi sangat dipengaruhi  oleh :
a.              Tersedianya data dan informasi
b.             Teknik dan metode yang digunakan
c.              Kecakapan dan pengalaman estimator
d.             Tujuan pemakaian perkiraan biaya
Sumber informasi terbaik adlaah pengalaman perusahaan dari poryek yang pernah dikerjakan, antara lain informasi mengenai jumlah material yang dipakai, jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk suatu jenis pekerjaan, jam kerja dan lainnya.
Sebagaimana tahapan proyek konstruksi data dan informasi akan semakin lengkap dari tahap studi kelayakan sampai dengan tahap pelaksanaan, atau dalam arti kualitas perkiraan biaya akan semakin mendekati ketetapannya, sehingga jenis perkiraan biaya atau estimasi dapat dibagi sebagai berikut :
a.              Estimasi Kelayakan, adalah sebagaimana tujuan dari tahap stusi kelayakan adalah untuk menentukan bangunan tersebut layak dibangun, maka memperkirakan biaya konstruksinya berdasarkan pengalaman tau perbandingan dengan bangunan yang identik, dapat termasuk didalamnya adalah biaya pembebasan tanah, namun untuk biaya bangunan dapat digunakan dengan cara estimasi konseptual.
b.             Estimasi Konseptual, adalah memperkirakan biaya suatu bangunan berdasarkan suatu volume bangunan, atau factor yang lain, dengan patokan harga yang berdasarkan pada bangunan yang identik. Pada estimasi konseptual telah tersedia gambar lebgkap atau belum lengkap.
c.              Estimasi Detail, adalah memperkirakan konstruksi secara lebih terperinci dengan berpedoman pada gambar rencana, spesifikasi, gambar potongan dan detail yang telah tersedia, dari gambar kerja dapat dihitung material-material memerlukan potongan tang berpola (Cutting List), sehingga volume dari masing-masing detail bagian konstrusi maupun potongan pola tersebut dapat dihitung lebih pasti. Atau disebut dengan metode harga satuan dan volume pekerjaan.

11.    Biaya Penawaran
Gambar rencana dan spesifikasi serta metode kerja memegang peranan yang penting pada estimasi detail, karena dengan gambar-gambar yang ada, dapat dihitung volume masing-masing pekerjaan, dengan spesifikasi yang telah ditentkan, dapat diketahui harga satuan dari masing-masing bahan yang digunakan. Selain  tiu dengan survai lapangan dapat ditentukan metode kerja yang akan diterapkan, serta peralatan-peralatan yang dibutuhkan, dan juga tenaga kerja yang akan dipilih.
Estimasi yang detail dibuat oleh kontraktor dengan tujuan :
a.             Untuk harga penawaran sebagaimana struktur biaya yang diperlukan pada Error.
b.             Sebagai dasar pengendalian pekerja yaitu untuk menentukan apakah biaya yang dikeluarkan sesuai denga estimasi anggaran.

12.    Network Planning (Jaringan Kerja)
Network planning adalah suatu gambaran yang sifatnya visualisasi dalam bentuk diagram yang menggambarkan berbagai aktivitas yang harus dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan, atau lebih jelas didefinisikan sebagai gambaran (grafik / garis-garis) yang menguraikan kegiatan-kegiatan (event) serta waktu dari awal sampai dengan akhir proyek. Proyek adalah serangkaian kegiatan yang saling berkaitan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu, tempat dan ukuran tertentu.
         Dalam network planning ada kesepakatan dalan tanda atau symbol yang digunakan seperti yang digambarkan dalam pembahasan terminology. Beberapa terminology yang dikenal dalam network yaitu : event (kejadian), activity (kegiatan), dummy (kegiatan semu), dan dalam CPM terdapat estilah Critical path (lintasan kritis).
a.             Event (kejadian)
Symbol yang digunakan adalah node yang diartikan sebagai suatu keadaan yang terjadi pada saat titik / suatu ujung / pertemuan dari satu atau beberapa kegiatan.
b.             Kegiatan (activity)
Symbol yang digunakan adalah arrow (tanda anak panah) dan mengenai ukuran panjang dan pendeknya tidak berpengaruh apa-apa. Kegiatan (activity) adalah kumpulan tugas atau task yang memerlukan sumber-sumber (resources) : uang, bahan, alat orang (man power) dan waktu, yang mengubah keadaan atau kejadian (event) tertentu menjadi event lain.
c.             Dummy (kegiatan semu)
Symbol yang digunakan adalah anak panah terputus-putus. Berbeda dengan aktivitas, dummy tidak memerlukan sumber-sumber (resources), dan karenanya sering disebut “zero time activity“ (aktivitas yang waktunya nol). Kepentingannya dalam network hanya memberikan petunjuk adanya hubungan antara event dengan event lainnya.   
d.            Critical path (lintasan kritis)
Symbol yang digunakan adalah dua anak panah sejajar. Critical path merupakan lintasan kritis atau lintasan yang tidak boleh mengalami keterlambatan, karena akan berakibat proyek terlambat waktu. Lintasan kritis menentukan penyelesaian suatu proyek secara keseluruhan.
Tujuan mengetahui lintasan kritis adalah sebagai berikut :
·                Penundaan pekerjaan pada “lintasan kritis“ menyebabkan seluruh proyek tertunda penyelesaiannya.
·                Proyek dapat dipercepat penyelesaiannya, bila pekerjaan yang ada dilintasan kritis dapat dipercepat
·                Pengawasab atau kontrol hanya “diletakkan“ dilintasan kritis saja. Sehingga pekerjaan-pekerjaan di jalur kritis :
-        Perlu pengawasan ketat agar tidak tertunda
-        Kemungkinan di trade off dengan crash program di persingkat waktu dengan tambahan biaya.
e.             kelonggaran waktu terdapat pada pekerjaan-pekerjaan yang tidak dilalui lintasab kritis. Ini memungkinkan bagi manajer untuk merealokasi / memindahkan tenaga kerja dan biaya-biaya ke pekerjaan-pekerjaan dd lintasa kritis, demi efisiensi.
A.     Prosedur Pembuatan Network
         Prosedur atau syarat-syarat dalam pembuatan network meliputi :
a.       Sebutkan kegiatan-kegiatan yang membentuk proyek
b.       Identifikasikan ketergantungan dalam pelaksanaan (logika ketergantungan), apakah :
·              Dependent
·              Independent
c.       Baris-baris (panjang dan bentuknya) tidak memberikan arti khusus
d.      Untuk Setiap network terdapat satu initial event dan satu terminal event.

13.    Scheduling (Perjadwalan)
         Makna jalur kritis dalam pelaksanaan suatu proyek sangat penting, karena terletak kegiatan-kegiatan yang bila pelaksanaannya terlambat akan menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan. Dalam proses edentifikasi jalur kritis, dikenal beberapa notasi untuk rumus perhitungan sebagai berikut :
TE     = Earliest Time of Occurance (node / event)
    (waktu paling awal auatu kegiatan dapat dimulai)
TL     = Latest Allowable Event / Occurance Time
    (waktu paling akhir peristiwa boleh terjadi)
ES     = Earliest Start Time
    (waktu mulai paling awal suatu kegiatan)
EF     = Earliest Finish Time
    (waktu selesai paling awal suatu kegiatan)
LS     = Latest Allowable Start Time
    (waktu paling akhir kegiatan boleh mulai)
LF     = Latest Allowable Finish Time
   (waktu paling akhir kegiatan boleh selesai)
t        = Duration of Activity
   (kurun waktu kegiatan)
T       = Duration of Project
   (kurun waktu proyek)

14.    Kurva S
Kurva S adalah kurva perencanaan dan pengendalian fisik kegiatan-kegiatan dalam suatu proyek, melalui ukuran satuan nilai uang (fungsi T dan Rp). Nilai fisik kegiatan itu sendiri diukur melalui nilai uang untuk kegiatan tersebut atau melalui ongkos langsung kegiatan. Hal ini karena pengukuran kegiatan fisik sulit dilakukan melalui penilaian, karena satuan yang berbeda.
Prosedur perencanaan meliputi :
a.             Diawali dengan tabulasi Gantt Chart, pada akhir tabulasi ditambahkan kolom : Biaya Langsung (BL), Waktu (hari), Biaya per Satuan Waktu (B/SW) dan Satuan Volume (SV).
b.             Tabulasi ini biasanya ditentukan setelah mendapatkan jadwal terbaik dari aloksi sumber-sumber yang ada, atau dapat juga dengan mempergunakan slack, tanpa tergantung dari alokasi sumber. Untuk yang terakhir ini dapat dibuat Kurva S untuk penyelesaian tercepat dan terlambat.
·         Hitung biaya/satuan waktu dalam kolom yang teresedia
·         Hitung biaya komulaitf/satuan waktu pada baris akhir.
·         Buat kurva S
Prosedur pengendalian meliputi :
b.       Perhatikan kurva S yang telah dibuat dalam perencanaan.
c.       Hitung persentase hasil kegiatan perhari berdasarkan pengamatan nyata di lapangan.
d.      Hitung nilai uang sebagai pengganti prosentase kegiatan (= biaya langsung x persentase kegiatan)
e.       Plot dalam kurva S.
f.        Lanjutkan perhitungan untuk hari-hari selanjutnya.
g.       Plot dalam Kurva S, jaga agar selisih plot Kurva S dengan hasil perhitungan tidak terlalu besar, yang terpenting akhirnya harus sama. Jika seluruh selisih yang terjadi cukup besar, menandakan bahwa proyek berada diluar kendali yang aman, dalam arti terjadi kerugian.
h.       Usahakan agar proyek dapat dikendalikan dengan baik, yaitu bila plot terletak diantara kurva tercepat dan terlambat, seperti pada contoh kurva di halaman berikut ini.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar