1 Pengertian
Manajemen
Pengertian manajemen dapat dilihat dari beberapa sudut pandang
(refernsi), diantaranya :
a. Manajemen
sebagai suatu ilmu pengetahuan (management
as a science) adalah bersifat interdisipliner yang mana mempergunakan
bantuan dari ilmu-ilmu sosial, filsafat dan matematika.
b. Manajemen sebagai suatu sistem (management as a system) adalah
kerangka kerja yang terdiri dari beberapa komponen/bagian, secara keseluruhan
saling berkaitan dan diorganisir sedemikian rupa dalam rangka mencapai tujuan
organisasi.
c. Manajemen sebagai suatu fungsi (management as a function)
adalah suatu rangkaian kegiatan yang masing-masing kegiatan dapat dilaksanakan
tanpa menunggu selesainya kegiatan lain, walaupun kegiatan-kegiatan tersebut
saling berkaitan dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi.
d. Manajemen sebagai suatu proses (management as a process) adalah
serangkaian tahap kegiatan yang diarahkan pada pencapaian suatu tujuan dengan
pemanfaatan semaksimal mungkin sumber-sumber yang tersedia.
e. Manajemen sebagai suatu profesi (management as a profession)
adalah suatu bidang kegiatan atau bidang keahlian tertentu, antara lain profesi
di bidang kedokteran, bidang teknik, bidang hukum dan sebagainya.
f. Manajemen sebagai kumpulan orang (management as a people /
group of people) adalah suatu istilah yang dipakai dalam arti kolektif untuk
menunjukan jabatan kepemimpinan di dalam organisasi antara lain kelompok
pimpinan atas, kelompok pimpinan tengah dan kelompok pimpinan bawah.
Dari beberapa sudut pandang diatas, manajemen dapat diartikan sebagai
kemampuan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui
kegiatan sekelompok orang lain. Dalam pengertian ini tujuan perlu ditetapkan
terlebih dahulu, sebelum melibatkan sekelompok orang yang mempunyai kemampuan
atau keahlian dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata
lain, manajemen pada hakekatnya berfungsi untuk melaksanakan semua kegiatan
yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan dengan batas-batas tertentu.
2. Fungsi
Perlu diingat fungsi-fungsi manajemen didalam unsur manajemen merupakan
perangkat lunaknya (prosedur operasi),
manajer merupakan perangkat SDM (brainware)
serta organisasi berikut perangkat pendukungnya merupakan perangkat kerasnya. Secara umum fungsi-fungsi manajemen dapat
diuraiakan sebagai berikut :
a. Fungsi Perencanaan (planning)
b. Fungsi Organisasi (organizing)
c. Fungsi Pelaksanaan (actuating)
d. Fungsi Pengendalian (controling)
3. Tingkatan Manajemen
a. Manajemen
Puncak (Higher Management)
b. Manajemen
Menengah (Middle Management)
c. Manajer
Tingkat Bawah (Lower Management)
Pada prinsipnya seorang
manajer harus memiliki kemampuan/kemahiran dan orientasi yang berkaitan dengan
tugas, tanggung jawab, fungsi dan perannya dalam mencapai tujuan manajemen dan
organisasi. Ada 3 (tiga) kemampuan dan orientasi yang harus dimiliki
oleh seorang manajer, yaitu :
a.
Kemampuan Mengkonsepkan (Conceptual Skill)
b.
Kemampuan berhuibungan dengan peserta lain (Human Skill)
c.
Kemampuan Teknik (Technical
Skill)
4. Strategi Manajemen
Didalam melaksanakan analisis
strategi bisnis suatu perusahaan dengan menggunakan modal strategi manajemen
perlu ditinjau beberapa aspek yang antara lain:
a.
Misi perusahaan (company
mission)
b.
Profil perusahaan (company profile)
c.
Kondisi lingkungan internal (internal environment)
d.
Kelemahan (weakness) yang terkandung di dalam
perusahaan
e.
Kondisi lingkungan eksternal (external environment)
f.
Tujuan jangka panjang (long-term objective)
g.
Kebijakan dasar (grand strategy)
h.
Strategi operasional (operational strategy)
5. Alokasi
Sumber-Sumber
Penggunaan tenaga kerja sehari-hari
dalam suatu proyek harus diusahakan agar merata. Untuk menghindarkan fluktasi
yang terlalu besar. Sehingga perlu direncanakan jadwal pelaksanaan proyek yang
baik. Terdapat suatu prosedur yang sistematis dikembangkan oleh Burgess. Metoda
yang digunakan adalah meminimumkan jumlah kwadrat penggunaan tenaga kerja
harian dengan prinsip pemerataan sumber-sumber. Hal ini akan terjadi bilaman
puncak-puncak kebutuhan sumber tenaga kerja pada penggambaran pemakaian tenaga
kerja dengan histogram.
Dalam pengalokasian pemerataan
sumber-sumber, dikenal 2 macam alokasi sumber yaitu :
a.
Alokasi sumber tak terbatas, misalnya tenaga kerja tak
terlatih (unskilled labour). Penentuan jumlah tenaga kerja dalam alokasi sumber
terbatas, dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
·
Sediakan sesuai dengan kebutuhan maksimum
·
Rekrut
sesuai dengan kebutuhan setuap saat
Dengan melakukan prosedur
pengalokasian untuk sumber tak terbatas, kita dapat menentukan alternatif pengalokasian
yang lebih merata, sehingga semua kegiatan dapat menjadi kritis. Prosedur pengalokasian tersebut, meliputi :
(metode sistematis)
·
Buat peta proyek (network) dan jadwal proyek)
·
Penjadwalan kembali mulai dari paling bawah. Tidak boleh ada batas kelonggaran
(slack) yang dilampaui. Gunakan slak untuk menggeser alokasi sumber, tanpa
slack jangan digeser
·
hitung dan cari terkecil
·
ulangi langkah (b) sampai kegiatan paling awal
·
ulangi
langkah (b) tanpa memperhatikan urutan kegiatan
·
langkah
ini selesai bila tidak ada kemungkinan lain.
Dengan deperoleh terkecil, maka
dapat ditentukan jumlah pengalokasian tenaga kerja yang lebih baik.
b.
Alokasi
sumber terbatas, misalnya : tenaga kerja terampil (skill labour), alat-alat
berat. Ada penggantian dari kegiatan-kegiatan independent menjadi dependent
satu terhadap yang lainnya. Terjadi pergeseran dari kegiatan-kegiatan yang
konflik. Dengan mencari EF minimum dan LS maksimum dibuat dependent terhadap kegiatan
EF minimum. Selanjutnya dicari harga dari encrease project development
(IPD) atau pertambahan waktu kegiatan / penyelesaian proyek.
Ada penggantian dari kegiatan-kegiatan independent menjadi dependent satu terhadap yang lainnya. Terjadi pergeseran dari
kegiatan-kegiatan yang konflik, dengan mencari EF minimum dan LS maksimum,
dibuat dependent terhadap kegiatan EF
minimum. Selanjutnya dicari harga dari Increase
Project Development (IPD) atau pertambahan waktu kegiatan/penyelesaian
proyek.
IPDxy = EFx – LSy
IPDxy > 0 : terjadi pertambahan waktu penyelesaian
IPDxy ≤ 0 : waktu penyelesaian tetap
Dengan melakukan prosedur pengalokasian untuk sumber terbatas, kita dapat
menentukan alternaatif pengalokasian yg lebih merata, sehingga semua kegiatan
dapat menjadi kritis. Prosedur pengalokasian tersebut, meliputi :
a.
Susun peta (network) dan jadwal proyek (EF dan LS
tercantum).
b.
Tentukan EF minimum dan LS maksimum dari
kegiatan-kegiatan yang konflik.
c.
Susun peta (network) dan jadwal proyek baru berdasarkan
langkah (2).
d.
Ulangi langkah 2 s.d. 3, sampai selesai.
6. Biaya Penawaran (Bid Price)
Harga/Biaya Penawaran ( Bid Price ) adalah sejumlah angka yang
menunjukan harga penawaran, merupakan penjumlahan dari harga satuan pekerjaan
ditambah keuntungan dan pajak yang diajukan oleh kontraktor.
Struktur
Biaya Penawaran (Bid Price) pada umumnya terdiri dari :
a.
Jumlah
Biaya Kontruksi adalah merupakan hasil analisa dari biaya langsung dan biaya
tak langsung.
b.
Keuntungan
: Biaya yang diperlukan untuk membayar jasa kontraktor sebagai keuntungannya,
yang besarnya kecuali ditentukan lain biasanya merupakan prosentase (misal 10%)
dari jumlah total biaya konstruksi. Keuntungan diajukan secara formal sebagai
item pembiayaan.
c.
Pajak
: Biaya yang diperlukan untuk memenuhi kewajiban membayar pajak atas kegiatan
proyek yang dilaksanakan. Dalam hal ini pajak merupakan pajak pertambahan nilai
yang besarnya 10 % dari jumlah seluruh biaya yang telah disebutkan di atas.
Pajak diajukan secara formal sebagai salah satu item pembiayaan.
7. Rencana Anggaran Biaya
Konstruksi
Anggaran biaya proyek dapat
diidentifikasikan sebagai perencanaan biaya yang akan dikeluarkan sehubungan
adanya suatu proyek dengan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) tertentu yang
dihitung oleh cost eslimator dan
disetujui oleh pemberi tugas (pemilik).
Anggaran biaya merupakan salah
satu unsur fungsi perencanaan proyek konstruksi penyusunan anggaran merupakan
perencanaan secara detail perkiraan biaya bagian atau keseluruhan kegiatan
proyek, yang selanjutnya digunakan untuk menerapkan fungsi pengawasan dan
pengendalian biaya dan waktu pelaksanaan (limerbaredd).
A. Informasi Yang Dibutuhkan
Untuk membuat Rencana Anggaran
Biaya Konstruksi diperlukan input data :
a. Gambar Rencana, Gambar Potongan, Detail
b.
Spesifikasi
dan Rencana Kerja
c.
Harga Material, Harga Peralatan, Harga Upah
d.
Informasi yang berkaitan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi harga satuan material, harga satuan peralatan dan harga satuan
upah
e.
Informasi dari faktor-faktor yang mempengaruhi Estimasi
Biaya, sebagaimana dijelaskan pada Bab Estimasi, terutama untuk kontrakor pada
tahap pelaksanaan
B. Proses
Penyusunan Rencana Anggaran Biaya Konstruksi
a.
Menentukan metode konstruksi
b.
Menjabarkan Lingkup Kegiatan Proyek Konstruksi atau
disebut Work Break Down Structure (WBS)
c.
Membuat Organisasi pelaksanaan atau disebut
Organization Analisis Tabel (OAT) untuk RAB yang dibuat oleh kontraktor
d. Integrasi antara WBS dan OAT untuk RAB
yang dibuat oleh kontraktor
e.
Menghitung Volume masing-masing pekerjaan (sesuai
dengan WBS)
f.
Membuat Analisa Harga Satuan
g.
Menetapkan Harga Satuan Pekerjaan
h. Membuat
Rencana Anggaran Biaya
C. Analisa Harga Satuan (AHS)
Analisa harga satuan adalah
memperkirakan dan menganalisis :
a. Volume material, tenaga kerja dan
peralatan yang digunakan dalam satuan volume untuk suatu jenis pekerjaan.
b. Harga material, peralatan dan tenaga kerja
yang akan digunakan.
Perkiraan
dan analisis dilakukan karena adanya biaya tak langsung yang disisipkan secara
tidak merata, dan juga banyak faktor yang mempengaruhi perkiraan biaya/estimasi
biaya konstruksi yang harus dipertimbangkan dalam harga analisa satuan.
·
Metoda
Analisa Harga Satuan
a.
Metoda BOW
Merupakan metoda peninggalan jaman Belanda yang
diterbitkan padaa tanggal 11 Agustus 1897 selain BOW dalam perkembangannya juga
telah dikeluarkan Peraturan BWR (Baargelijke Waning Reglemen) yang diterbitkan
pada tanggal 20 Maret 1934 serta 29 Januari 1948, diterjemahkan sebagai
Peraturan Umum Rumah Tinggal.
b.
Metoda BOW Modifikasi
c.
Metoda PU
d.
Metoda Modern
Pada metoda ini perhitungan rencana anggaran untuk
perhitungan produktivitas tenaga kerja lebih rinci contoh pada analisa PU dan
BOW pekerjaan penulangan dibutuhkan jumlah pekerja 0.00 orang sedangkan pada
cara modern pekerjaan penulangan tersebut dirinci misal produktivitas
membengkokan, produktivitas membuat kaitan berbeda untuk diameter yang lebih
besar daripada yang lebih kecil, demikian juga dalam hal penggunaan material
lebih terinci.
Biaya Tak Langsung disisipkan dalam koefisien yang
telah ditentukan (koefisien 2 tsb mempunyai nilai terendah dan tertinggi).
8. Elemen
Biaya
Suatu proyek umumnya mempunyai dua elemen biaya, yaitu :
a.
Biaya Langsung, yaitu biaya yang dibebankan
langsung pada kegiatan proyek.
b.
Biaya
Tidak Langsung, yaitu biaya yang dibebankan pada beberapa/seluruh kegiatan.
·
Biaya
Langsung (Direct Cost)
Biaya
langsung adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk dapat berlangsungnya
kegiatan fisik proyek dan besarnya dapat diidentifikasikan secara jelas kepada
tiap kegiatan.
Yang termasuk dalam biaya
langsung proyek ialah :
-
Biaya tenaga kerja langsung, yaitu pengeluaran berupa upah tenaga
kerja yang dapat diidentifikasikan kepada suatu kegiatan tertentu.
-
Biaya bahan langsung, yaitu pengeluaran untuk pembelian bahan
yang digunakan langsung pada tiap kegiatan.
·
Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)
Biaya tidak langsung adalah biaya yang harus
dikeluarkan untuk mendukung berlangsungnya kegiatan fisik proyek, tetapi
besarnya tidak dapat diidentifikasikan pada kegiatan melainkan dibebankan pada
keseluruhan proyek.
Untuk menghitung biaya tidak langsung dapat ditaksir
atau ditentukan dengan suatu batas harga maksimum, dimana dalam pelaksanaannya
kelak tidak boleh melebihi batasan harga tersebut.
9. Penyusunan
“Crash Program”
Proses mempercepat kurun waktu kegiatan proyek disebut crash program. Di dalam menganalisis
proses tersebut digunakan asumsi sebagai berikut :
a.
Jumlah sumber daya yang tersedia tidak merupakan kendala. Ini berarti dalam
menganalisis program mempersingkat waktu, alternatif yang akan dipilih tidak
dibatasi oleh tersedianya sumber daya.
b.
Bila diinginkan waktu penyelesaian kegiatan lebih cepat
dengan lingkup yang sama, maka keperluan sumber daya akan bertambah. Sumber
daya ini dapat berupa tenaga kerja, material, peralatan atau bentuk lain yang
dapat dinyatakan dalam sejumlah dana.
Jadi, tujuan utama dari program mempersingkat waktu adalah memperpendek
jadwal penyelesaian kegiatan atau proyek dengan kenaikan biaya yang minimal.
Pada pembahasan sebelumnya, kita telah membahas mengenai biaya langsung
dan biaya tidak langsung, dengan sifat :
Biaya Langsung : biaya akan naik jika terjadi
pemendekan waktu.
Biaya Tidak Langsung : biaya akan naik jika terjadi pemanjangan waktu.
Prosedur yang digunakan dalam penyusunan crash program adalah :
a.
Buat
jadwal proyek dalam kondisi normal, dan tentukan lintasan kritisnya. Disini
kita bisa menentukan waktu kegiatan proyek.
b.
Memampaatkan
lintasan kritis dengan memendekan waktu sampai dengan waktu terpendek, dengan
syarat :
-
Tidak
melampaui batas terpendek kegiatan (selain memiliki waktu normal, kita juga menentukan
waktu terpendek).
-
Tidak
meyebabkan lintasan lain lebih kritis (< t kritis).
-
Pilih
∆ cost terkecil.
-
∆
cost langsung < ∆ cost tidak langsung
c.
Bila
terdapat > 1 lintasan kritis, lakukan pemendekan waktu pada seluruh
lintasan, melalui pemendekan waktu pada n kegiatan dalam n lintasan sekaligus
yang merupakan ∆DC terkecil.
10. Estimasi
Biaya
Definisi perkiraan biaya adalah seni memperkirakan kemungkinan jumlah
biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan pada informasi yang
tersedia pada waktu itu, yang dapat diartikan sebagai berikut :
a.
Perkiraan biaya yaitu melihat perhitungan dan
mengadakan perkiraan atas hal-hal yang akan terjadi selanjutnya.
b.
Analisa biaya yang berarti pengkajian dan pembahasan
biaya yang pernah ada yang digunakan sebagai informasi yang penting.
A. Faktor
–Faktor Yang Mempengaruhi Estimasi
a.
Produktifitas tenaga kerja, yaitu volume pekerjaan yang
dapat dihasilkan oleh seorang atau sekelompok pekerja dalam usatu waktu,
semakin besar produktifitas, maka makin cepat pekerjaan dapat diselesaikan. Hal
ini sangat berkaitan dengan jumlah upah yang akan dibayar, namun pula perlu
dianalisis yang lebih dalam karena dengan produktifitas makin besar harga suatu
upah tenaga kerja juga makin mahal.
b.
Ketersediaan material atau sumber daya proyek, makin
langka material dipasaran, maka akan semakin mahal harga yang ditawarkan, ataupun
diperlukan waktu pemasaran nyang lebih lama, dengan biaya yang akan dibebankan
kepada konsumen.
c.
Pasar Finansial, yaitu nilai kurs akan mempengaruhi
indeks harga tenaga kerja, maupun sumber daya proyek lainnya.
d.
Cuaca, pelaksanaan proyek konstruksi yang dimungkinkan
dalam waktu yang relative lama akan sangat mempengaruhi biaya suatu pekerjaan.
Missal pekerjaan beton yang dilaksanakan pada musim hujan, akan menambah biaya
pembelian bahan pelindung beton setelah pengecoran.
e.
Masalah konstruksibilitas, yaitu kesulitan ataupun
menggunakan metode yang belum pernah dilaksanakan, maka factor resiko akan
menjadi lebih besar, sehingga biaya yang dikeluarkan akan lebih mahal.
f.
dan lain sebagainya.
Factor yang mempengaruhi biaya estimasi tersebut, diperhitungkan dalam penyusunan
rencana anggaran biaya pada komponen resiko, komponen kontingensi juga
dimungkinkan disisipkannya harga material, upah dan sebagainya.
B. Jenis-Jenis
Estimasi
Selain diperlukan pengetahuan teknik dan engineering, kualitas estimasi
sangat dipengaruhi oleh :
a.
Tersedianya data dan informasi
b.
Teknik dan metode yang digunakan
c.
Kecakapan dan pengalaman estimator
d.
Tujuan pemakaian perkiraan biaya
Sumber informasi terbaik adlaah pengalaman perusahaan dari poryek yang
pernah dikerjakan, antara lain informasi mengenai jumlah material yang dipakai,
jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk suatu jenis pekerjaan, jam kerja dan
lainnya.
Sebagaimana tahapan proyek konstruksi data dan informasi akan semakin
lengkap dari tahap studi kelayakan sampai dengan tahap pelaksanaan, atau dalam
arti kualitas perkiraan biaya akan semakin mendekati ketetapannya, sehingga
jenis perkiraan biaya atau estimasi dapat dibagi sebagai berikut :
a.
Estimasi Kelayakan, adalah sebagaimana tujuan dari
tahap stusi kelayakan adalah untuk menentukan bangunan tersebut layak dibangun,
maka memperkirakan biaya konstruksinya berdasarkan pengalaman tau perbandingan
dengan bangunan yang identik, dapat termasuk didalamnya adalah biaya pembebasan
tanah, namun untuk biaya bangunan dapat digunakan dengan cara estimasi
konseptual.
b.
Estimasi Konseptual, adalah memperkirakan biaya suatu
bangunan berdasarkan suatu volume bangunan, atau factor yang lain, dengan
patokan harga yang berdasarkan pada bangunan yang identik. Pada estimasi
konseptual telah tersedia gambar lebgkap atau belum lengkap.
c.
Estimasi Detail, adalah memperkirakan konstruksi secara
lebih terperinci dengan berpedoman pada gambar rencana, spesifikasi, gambar
potongan dan detail yang telah tersedia, dari gambar kerja dapat dihitung
material-material memerlukan potongan tang berpola (Cutting List), sehingga
volume dari masing-masing detail bagian konstrusi maupun potongan pola tersebut
dapat dihitung lebih pasti. Atau disebut dengan metode harga satuan dan volume
pekerjaan.
11. Biaya
Penawaran
Gambar rencana dan spesifikasi serta metode kerja memegang peranan yang
penting pada estimasi detail, karena dengan gambar-gambar yang ada, dapat
dihitung volume masing-masing pekerjaan, dengan spesifikasi yang telah
ditentkan, dapat diketahui harga satuan dari masing-masing bahan yang
digunakan. Selain tiu dengan survai
lapangan dapat ditentukan metode kerja yang akan diterapkan, serta
peralatan-peralatan yang dibutuhkan, dan juga tenaga kerja yang akan dipilih.
Estimasi yang detail dibuat oleh kontraktor dengan
tujuan :
a.
Untuk
harga penawaran sebagaimana struktur biaya yang diperlukan pada Error.
b.
Sebagai
dasar pengendalian pekerja yaitu untuk menentukan apakah biaya yang dikeluarkan
sesuai denga estimasi anggaran.
12. Network Planning (Jaringan
Kerja)
Network planning adalah suatu
gambaran yang sifatnya visualisasi dalam bentuk diagram yang menggambarkan
berbagai aktivitas yang harus dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan, atau
lebih jelas didefinisikan sebagai gambaran (grafik / garis-garis) yang
menguraikan kegiatan-kegiatan (event) serta waktu dari awal sampai dengan akhir
proyek. Proyek adalah serangkaian kegiatan yang saling berkaitan yang
dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu, tempat dan ukuran
tertentu.
Dalam
network planning ada kesepakatan dalan tanda atau symbol yang digunakan seperti
yang digambarkan dalam pembahasan terminology. Beberapa terminology yang
dikenal dalam network yaitu : event (kejadian), activity (kegiatan), dummy
(kegiatan semu), dan dalam CPM terdapat estilah Critical path (lintasan
kritis).
a.
Event (kejadian)
Symbol yang digunakan adalah node yang diartikan sebagai suatu keadaan
yang terjadi pada saat titik / suatu ujung / pertemuan dari satu atau beberapa
kegiatan.
b.
Kegiatan (activity)
Symbol yang digunakan adalah arrow (tanda anak panah) dan mengenai ukuran
panjang dan pendeknya tidak berpengaruh apa-apa. Kegiatan (activity) adalah
kumpulan tugas atau task yang memerlukan sumber-sumber (resources) : uang,
bahan, alat orang (man power) dan waktu, yang mengubah keadaan atau kejadian
(event) tertentu menjadi event lain.
c.
Dummy (kegiatan semu)
Symbol yang digunakan adalah anak panah terputus-putus. Berbeda dengan
aktivitas, dummy tidak memerlukan sumber-sumber (resources), dan karenanya
sering disebut “zero time activity“ (aktivitas yang waktunya nol).
Kepentingannya dalam network hanya memberikan petunjuk adanya hubungan antara
event dengan event lainnya.
d.
Critical path (lintasan kritis)
Symbol yang digunakan adalah dua anak panah sejajar. Critical path
merupakan lintasan kritis atau lintasan yang tidak boleh mengalami
keterlambatan, karena akan berakibat proyek terlambat waktu. Lintasan kritis
menentukan penyelesaian suatu proyek secara keseluruhan.
Tujuan mengetahui lintasan kritis adalah sebagai berikut :
·
Penundaan pekerjaan pada “lintasan kritis“
menyebabkan seluruh proyek tertunda penyelesaiannya.
·
Proyek dapat dipercepat penyelesaiannya, bila
pekerjaan yang ada dilintasan kritis dapat dipercepat
·
Pengawasab atau kontrol hanya “diletakkan“
dilintasan kritis saja. Sehingga pekerjaan-pekerjaan di jalur kritis :
-
Perlu
pengawasan ketat agar tidak tertunda
-
Kemungkinan di trade off dengan crash program di
persingkat waktu dengan tambahan biaya.
e.
kelonggaran waktu terdapat pada pekerjaan-pekerjaan
yang tidak dilalui lintasab kritis. Ini memungkinkan bagi manajer untuk
merealokasi / memindahkan tenaga kerja dan biaya-biaya ke pekerjaan-pekerjaan
dd lintasa kritis, demi efisiensi.
A. Prosedur
Pembuatan Network
Prosedur atau syarat-syarat dalam
pembuatan network meliputi :
a.
Sebutkan kegiatan-kegiatan yang membentuk proyek
b. Identifikasikan ketergantungan dalam pelaksanaan
(logika ketergantungan), apakah :
·
Dependent
·
Independent
c.
Baris-baris
(panjang dan bentuknya) tidak memberikan arti khusus
d.
Untuk Setiap network terdapat satu initial event dan
satu terminal event.
13. Scheduling
(Perjadwalan)
Makna jalur kritis dalam pelaksanaan
suatu proyek sangat penting, karena terletak kegiatan-kegiatan yang bila
pelaksanaannya terlambat akan menyebabkan keterlambatan proyek secara
keseluruhan. Dalam proses
edentifikasi jalur kritis, dikenal beberapa notasi untuk rumus perhitungan
sebagai berikut :
TE = Earliest Time of Occurance (node / event)
(waktu paling awal auatu kegiatan
dapat dimulai)
TL = Latest Allowable Event / Occurance Time
(waktu paling akhir peristiwa boleh terjadi)
ES = Earliest Start Time
(waktu mulai paling awal suatu
kegiatan)
EF =
Earliest Finish Time
(waktu selesai
paling awal suatu kegiatan)
LS = Latest Allowable Start Time
(waktu paling akhir kegiatan boleh
mulai)
LF = Latest Allowable Finish Time
(waktu paling akhir kegiatan boleh selesai)
t = Duration of Activity
(kurun waktu kegiatan)
T = Duration of Project
(kurun waktu proyek)
14. Kurva
S
Kurva S adalah kurva perencanaan dan pengendalian fisik kegiatan-kegiatan
dalam suatu proyek, melalui ukuran satuan nilai uang (fungsi T dan Rp). Nilai
fisik kegiatan itu sendiri diukur melalui nilai uang untuk kegiatan tersebut
atau melalui ongkos langsung kegiatan. Hal ini karena pengukuran kegiatan fisik
sulit dilakukan melalui penilaian, karena satuan yang berbeda.
Prosedur perencanaan meliputi :
a.
Diawali
dengan tabulasi Gantt Chart, pada akhir tabulasi ditambahkan kolom : Biaya
Langsung (BL), Waktu (hari), Biaya per Satuan Waktu (B/SW) dan Satuan Volume
(SV).
b.
Tabulasi ini
biasanya ditentukan setelah mendapatkan jadwal terbaik dari aloksi
sumber-sumber yang ada, atau dapat juga dengan mempergunakan slack, tanpa tergantung dari alokasi
sumber. Untuk yang terakhir ini dapat dibuat Kurva S untuk penyelesaian tercepat dan terlambat.
·
Hitung
biaya/satuan waktu dalam kolom yang teresedia
·
Hitung
biaya komulaitf/satuan waktu pada baris akhir.
·
Buat
kurva S
Prosedur pengendalian meliputi :
b. Perhatikan kurva S yang telah dibuat dalam
perencanaan.
c. Hitung persentase hasil kegiatan perhari
berdasarkan pengamatan nyata di lapangan.
d. Hitung nilai uang sebagai pengganti
prosentase kegiatan (= biaya langsung x persentase kegiatan)
e. Plot dalam kurva S.
f.
Lanjutkan
perhitungan untuk hari-hari selanjutnya.
g. Plot dalam Kurva S, jaga agar selisih plot
Kurva S dengan hasil perhitungan tidak terlalu besar, yang terpenting akhirnya
harus sama. Jika seluruh selisih yang terjadi cukup besar, menandakan bahwa
proyek berada diluar kendali yang aman, dalam arti terjadi kerugian.
h. Usahakan agar proyek dapat dikendalikan
dengan baik, yaitu bila plot terletak diantara kurva tercepat dan terlambat,
seperti pada contoh kurva di halaman berikut ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar