Proyek seperti pekerjaan kompleks rumah
sakit, bandara, apartemen umumnya memiliki ukuran bangunan yang besar
sehingga nilai kontraknya juga besar. Kondisi tersebut sering menjadi
persepsi sebagian orang mengenai proyek besar. Padahal proyek besar itu
seringkali berarti memiliki item pekerjaan yang besar pula yang berarti
melibatkan banyak pihak dan proses. Keterkaitan antara mereka membuat
proyek menjadi rumit. Hal ini berarti proyek besar memiliki kompleksitas
proyek yang besar pula ( Baca juga Mengukur Kompleksitas Proyek Ala Robert Joker )
Kompleksitas proyek yang besar harus
diketahui dan dipahami dalam rangka agar dapat dikelola (managable).
Pada proyek besar yang berarti berpeluang memiliki kompleksitas yang
besar cenderung memiliki jumlah item pekerjaan, proses, dan pihak yang
terkait yang banyak. Item pekerjaan yang banyak telah membuat saling
keterkaitan yang rumit yang harus dapat dikelola. Bagaimana caranya?
Menurut James R. Walse dalam jurnalnya
yang berjudul “using milestone and critical path method schedulling
technique to decrease network size”, cara untuk mengelola ukuran network
atau jaringan item pekerjaan yang saling keterkaitan adalah dengan
menggunakan secara bersamaan (integrated) teknik milestone dan CPM
schedule. Ini berarti pula sebagai langkah dalam membuat proyek besar
dapat dikelola.
Milestone adalah suatu bagian item
pekerjaan yang dibuat seolah-olah menjadi temporary finish atau selesai
sementara atas sekelompok atau serangkaian pekerjaan-pekerjaan yang
menjadi bagian dari schedule besar. Item pekerjaan yang dijadikan
milestone haruslah item pekerjaan yang dianggap menjadi bagian penting
sebelum melanjutkan pekerjaan berikutnya atau berpengaruh atas
kelangsungan pekerjaan berikutnya. Contoh adalah pada suatu pekerjaan
gedung yang dimulai dari kelompok pekerjaan persiapan lahan, struktur
bawah, struktur atas, finishing dan M/E, lalu site development.
Milestone dari pekerjaan gedung pada lingkup di atas adalah:
- Pekerjaan pemadatan tanah (dari kelompok persiapan lahan)
- Pekerjaan cor pile cap (dari pekerjaan struktur bawah)
- Pekerjaan cor lantai paling atas (dari kelompok pekerjaan struktur atas)
- Dan seterusnya.
Catatan atas contoh di atas adalah
apabila akhir suatu kelompok pekerjaan menjadi milestone. Dalam
praktiknya, dapat pula untuk membuat milestone atas sebagian dari
selesainya suatu kelompok pekerjaan atau selesainya zone tertentu
kelompok pekerjaan.
Critical Path Method / CPM adalah suatu
rangkaian item pekerjaan dalam suatu proyek yang menjadi bagian kritis
atas terselesainya proyek secara keseluruhan. Ini artinya, tidak
terselesaikannya tepat watu suatu pekerjaan yang masuk dalam pekerjaan
kritis akan menyebabkan proyek akan mengalami keterlambatan karena waktu
finish proyek akan menjadi mundur atau delay. CPM dibangun atas suatu
network yang dihitung dengan cara tertentu dan dapat pula dengan
software sehingga menghasilkan suatu rangkaian pekerjaan yang kritis.
Dalam konsep menggunakan milestone dan
CPM secara integrated ini secara sederhana bermaksud untuk membuat
schedule yang berukuran besar pada proyek besar menjadi schedule yang
lebih kecil. Secara logika kita pahami bahwa schedule yang lebih kecil
berarti schedule tersebut lebih managable atau dapat lebih mudah untuk
dikelola. Inilah intinya peran konsep ini dalam mengatasi kompleksitas
proyek yang besar.
Konsep ini tentu saja dapat dikembangkan
sesuai dengan kondisi proyek yang ada dan dapat di trial. Langkah
standart dalam pemikiran saya adalah sebagai berikut:
- Membagi seluruh pekerjaan menjadi beberapa kelompok pekerjaan yang dapat dikatakan sejenis.
- Menentukan durasi penyelesaian pekerjaan masing-masing milestone.
- Menentukan keterkaitan-keterkaitan (interdependencies) antara kelompok-kelompok pekerjaan tersebut.
- Menentukan critical path method atas milestone berdasarkan hubungan saling keterkaitannya
- Membandingkan durasi total pekerjaan dengan waktu yang dibutuhkan
Pada dasarnya lima langkah di atas sudah
cukup dalam upaya mengecilkan network schedule yang besar. Tapi harus
dilakukan pengecekan apakah waktu yang dibutuhkan telah sesuai dengan
target schedule yang ada. Jika target schedule telah sesuai, maka
langkah dapat dianggap selesai. Namun jika schedule yang terjadi lebih
dari yang ditargetkan, maka harus dilakukan trial-error. Langkah
lanjutannya adalah sebagai berikut:
- Membreakdown kelompok pekerjaan tersebut menjadi lebih kecil dalam bentuk item pekerjaan atau zone pekerjaan. Bisa juga gabungan antara keduanya.
- Menentukan durasi penyelesaian pekerjaan masing-masing zone.
- Keterkaitan antara kelompok pekerjaan diefektifkan dengan mengkajinya dalam bentuk yang lebih detil yaitu zone pekerjaan. Keterkaitan pekerjaan saat ini adalah antara zone kelompok pekerjaan yang satu dengan zone kelompok pekerjaan yang lainnya.
- Menentukan critical path atas kondisi di atas.
- Membandingkan durasi total pekerjaan dengan waktu yang dibutuhkan.
Langkah tambahan akan membuat schedule
pelaksanaan menjadi lebih singkat. Sehingga berpeluang memenuhi target
pelaksanaan. Perlu diketahui bahwa saat ini milestone sudah bukan lagi
item pekerjaan, tapi merupakan salah satu zone pelaksanaan atas suatu
item pekerjaan. Langkah trial error adalah dengan mengubah ukuran zone
pekerjaan sedemikian schedule sesuai target.
Tambahan langkah dalam rangka membuat
schedule memenuhi target seperti membuat zone pekerjaan, dan trial error
ukuran zone pekerjaan akan membuat network schedule bertambah besar
besar berkali lipat. Sehingga perlu dipertimbangkan agar schedule
pekerjaan proyek besar masih dapat dikelola. Jadi buatlah schedule yang
dapat dimanage atas proyek besarsumber :http://manajemenproyekindonesia.com/?p=928
Tidak ada komentar:
Posting Komentar